Kamis, 11 Desember 2008

Perayaan Natal : Sebuah Tradisi Belaka Atau Penghayatan (Me n d World)

Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya bagi umat Kristen. Dalam hari ini yang jatuh pada tanggal 25 Desember, kelahiran Yesus Kristus diperingati. Meski para pakar dewasa ini sepakat bahwa Yesus kemungkinan besar sebenarnya tidak lahir pada hari ini, hari kelahirannya tetap dirayakan pada tanggal 25 Desember. Hal ini dibuktikan dengan cerita adanya para gembala yang sedang menggembalakan hewan peliharaan mereka. Pada bulan Desember - Januari, di daerah Timur Tengah, justru mengalami musim dingin, sehingga sangat tidak masuk akal untuk menggembalakan hewan pada waktu-waktu tersebut.

Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Sebagian besar tradisi Natal berasal dari tradisi pra-Kristen barat yang diadopsi ke dalam tradisi Kristiani. Selain itu, peringatan Natal dalam tradisi barat (yang kian mendunia) ditandai dengan bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta datangnya Santa Claus atau Sinterklas. (Wikpedia: 2000)

Tak terasa tinggal dua minggu lagi semua umat nasrani di seluruh dunia akan menyambut perayaan hari natal. Perayaan yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Berbagai acara keluarga dan silaturahmi telah dipersiapkan dari jauh-jauh hari untuk merayakan natal bersama. Sayangnya natal di Indonesia saat ini kadang terlalu disibukkan dengan tradisi belaka. Terkadang kita hanya sibuk menyiapkan pakaian baru, jamuan kasih namun kita tidak menyiapkan hati kita untuk bagaimana caranya kita menghayati kelahiran Yesus Kristus di Betlehem yang datang dengan satu visinya, yaitu untuk menebus dosa seluruh manusia yang merupakan esensi inti dari natal. Dengan perayaan natal tahun ini biarlah menjadi pintu maaf dan perelfreksian diri kita tentang apa yang telah kita lakukan untuk-Nya dalam kehidupan kita selama tahun 2008 ini.
Dengan merayakan kelahiran-Nya biarlah hal itu menjadi rema dalam kehidupan kita untuk menghargai perjalanan hidup sebagai anugrah yang diberikan Dia pada kita bukan karena hebat dan kuatnya diri kita melainkan semata-mata karena kasih-Nya.
Saat kita hanya menganggap natal sebagai perayaan biasa-biasa saja maka tidak akan ada yang istimewa dalam kehidupan kita. Kita akan menganggap semuanya itu hanya sebagai event sesaat, bahagia sesaat tanpa ada damai natal itu sendiri berema dalam kehidupan kita.

Menurut penulis bila dibandingkan dengan natal tahun lalu di Indonesia, tahun ini (2008) terlihat tidak begitu meriah dan membooming seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari kurangnya iklan-iklan di media massa yang bernuansa natal. Padalah biasanya pada tanggal belasan di bulan desember sudah ada banyak sekali promo iklan yang bernuansa natal. Over all, semuanya itu tidak akan bisa membuat batasan kita untuk memaknai arti natal yang sebenarnya. Is that true?

Jeni beatrix Karay
51407138

2 komentar:

^YuRi-A_PoEnYa^ mengatakan...

yup..betul neh sekarang makna natal yang sesungguhnya jadi mulai kabur..kasihan PAPA T.T

shin-ann mengatakan...

NATAL....
sebuah perayaan saja tanpa mengertia akan arti dari makna natal itu sendiri. T.T
kado natal buat aku jangan lupa ya bu